SEJARAH OPEN SOURCE
Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 di filandia mulai mengembangkan suatu sistem operasi yang disebut linux. Dalam pengembangan linus torvald Ia melempar kode program dari linux ke komunitas terbuka untuk dikembangkan bersama-sama. Semenjak itu komunitas linux jadi semakin berkembang yang kemudian melahirkan distribusi-distribusi linux yang berbeda tetapi memiliki pondasi yang sama yaitu Kornel linux dan librari GNU glibc. Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi linux, semakin meningkat juga kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak ini.
Akan tetapi terminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL. Dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam segi ekonomi..
kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya open source initiative yang merupakan organisasi NIRLABA.
Akan tetapi terminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL. Dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam segi ekonomi..
kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya open source initiative yang merupakan organisasi NIRLABA.
Pengertian Open Source menurut organisasi.org adalah Open source software adalah istilah yang digunakan untuk software yang membuka/membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut. Dan yang menarik dan salah satu keunggulannya adalah bahwa Open source software dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa perlu membayar lisensi. Biasanya orang mendapatkan software ini dari internet. Salah satu open source software yang terkenal yaitu Linux.
Sedangkan menurut id.wikipedia.org Open Source adalah Sumber terbuka (Inggris: open source) adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Pola pengembangan ini mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak.
Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik. Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.
OSI (Open Source Initiative) menjalankan organisasi untuk mempromosikan atau kampanye Open Source, dengan mengelola dan promosi Definisi Open Source, dan sertifikasi terhadap lisensi dan produk yang open source (kode terbuka). Definisi Open Source adalah revisi dari dokumen kebijakan milik distribusi Debian GNU/Linux. Dokumen ini menjelaskan lisensi-lisensi mana saja yang termasuk bebas. OSI menjelaskan ide dasar dari open source:
“Ide dasar dari open source sangat sederhana: Bilamana pemrogram dapat membaca, menyebarkan, dan memodifikasi kode sumber dari sebuah perangkat lunak, maka perangkat lunak itu akan berkembang. Masyarakat memakai, membuatnya lebih baik dan memperbaiki kelemahannya.”
“Ide dasar dari open source sangat sederhana: Bilamana pemrogram dapat membaca, menyebarkan, dan memodifikasi kode sumber dari sebuah perangkat lunak, maka perangkat lunak itu akan berkembang. Masyarakat memakai, membuatnya lebih baik dan memperbaiki kelemahannya.”
Jadi intinya pengertian open source itu merupakan suatu kode sumber (source code) yang terbuka yang mana kita diberikan kebebasan dalam menggunakannya, baik untuk dipelajari, ditambahkan, dikurangi, dimodifikasi atau direvisi ulang semua itu boleh dan bebas tanpa harus membayar royaliti kepada pembuat sebelumnya, akan tetapi bebas dalam artian disini bukan berati bebas sebebas-bebasnya tanpa ada pertanggungjawaban, bebas yang dimaksud di sini bebas dengan mempertanggungjawabkan secara bersama dan tidak menghilangkan hak cipta (copyright) pembuatnya.
Sejarah Open source Movement
Di tahun 1998, Eric S Raymond dan beberapa penggiat free software mmbuat gerakan baru yang lebih “enak didengar” dan cukup bersahabat dengan perusahan software, gerakan ini disebut dengan Open source. Tujuan intinya hampir sama dengan Free software namun dengan bahasa yang lebih halus dan tidak menimbulkan kerancuan. Inti dari Open source adalah pendistribusian program /aplikasi harus membuka source codenya. Source code bisa didapatkan lewat web, atau disertakan dalam distribusi.
Open source juga lebih luas maknanya dan lebih nyaman bagi perusahaan. Jika Free sofware mengharuskan karya turunan juga harus free software, maka Open source tidak demikian. Salah satu Lisensi Open source adalah Apache lisensi. Lisensi ini membolehkan ada memodifikasi source code program dan hasil modifikasi tidak perlu di open source kan lagi. Jelas hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan.
Sejarah Free Software
Free software sebenarnya sudah ada sejak adanya software. Dulu, pemakai komputer hanyalah kalangan akademik, peneliti dan militer. Pada masa itu, produk komputer yang dijul hanyalah hardware, sementara software merupakan bagian tidak terpisahkan dari hardware. Karena era awal komputer masih sedikit standar teknologi komputer, maka pihak penjual komputer menyertakan juga source codenya. Harapannya simple, jika program error, tidak berjalan atau ingin dimodifikasi, silahkan edit kodenya sendiri. Ini terjadi diera 70-80an.
Seiring dengan makin kompleknya pembuatan software, maka pola jualan hardware ini berubah, saat itu, user hanya mendapat hardware dan binary program, user tidak bisa lagi memodifikasi kode mengingat kode program merupakan aset perusahaan. Di era itu, perusahaan yang spesialias ke software juga semakin banyak, tentunya yang paling populer adalah DOS.
Richard Stalman mempunyai ide free software movement gara gara printer yang dibeli di tempat dia bekerja, tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya, lalu dia meminta source code driver printer tersebut ke perusahaan, namun tidak diberikan. Nah dari sinilah Stalman mulai memulai kampanye free software, Bapak GNU ini ingin software seperti dulu, bebas di distribusikan dan dikembangkan.
Mengingat usahanya tidak terlalu membuahkan hasil, maka stalman punya ambisi membuat Sofware yang bener bener free dari mulai OS, Driver, Library, editor, compiler dan desktop, usaha ini sekarang dibawah naungan FSF (free softwar foundation). Sebagian besar Aplikasi dasar di linux merupakan hasil dari karya Stalman dan teman temannya, termasuk Linus Trovald pencipta Kernel Linux.
Setelah lebih dari 15 tahun kampanye free software digalakan, namun pihak perusahaan besar dan pengembang software masih enggan untuk menjadikan produknya menjadi free software, sampai akhirnya ditahun 1998, Eric S Raymond mencetuskan Gerakan Open Source.Alasan utamanya, Kata “free” dalam free software bermakna ambigu, apakah free disini artinya “gratis” atau free dalam arti “bebas”. Walaupun RMS sudah menjelaskan berkali kali dalam berbagai tulisannya bahwa Free sofware juga bisa dikomersialkan, namun tetap saja Ide itu tidak diterima di perusahaan besar.
Perbedaan Free software dan Open source
1. Setiap produk Free software pasti open source software, tapi tidak sebaliknya
2. Setiap hasil karya turunan dari Free software harus menggunakan Free software , open source tidak mensyaratkan demikian
3. Produk free software bisa dijual dengan source codenya, dan si pembeli boleh melakukan hal yang sama, artinya hal ini merugikan perusahaan, produk open source tidak menyaratkan demikian.
4. Open source menghargai patent sedangkan free software menganggap patent merusakan budaya kebebasan dalam distribusi software
5. Banyak produk open source yang menggunakan konsep dual lisensi. Jika anda ingin membuat aplikasi open source anda boleh mendownload softwarenya tanpa biaya, namun jika anda ingin membuat aplikasi non open source, anda harus membayar lisensinya, hal ini menjadikan open source lisensi lebih flexibel dan bersahabat dengan dunia bisnis.
6. Open source lebih fokus ke metode pengembangan software secara gotong royong dan terbuka, sedangkan free software lebih condong ke gerakan social
Di tahun 1998, Eric S Raymond dan beberapa penggiat free software mmbuat gerakan baru yang lebih “enak didengar” dan cukup bersahabat dengan perusahan software, gerakan ini disebut dengan Open source. Tujuan intinya hampir sama dengan Free software namun dengan bahasa yang lebih halus dan tidak menimbulkan kerancuan. Inti dari Open source adalah pendistribusian program /aplikasi harus membuka source codenya. Source code bisa didapatkan lewat web, atau disertakan dalam distribusi.
Open source juga lebih luas maknanya dan lebih nyaman bagi perusahaan. Jika Free sofware mengharuskan karya turunan juga harus free software, maka Open source tidak demikian. Salah satu Lisensi Open source adalah Apache lisensi. Lisensi ini membolehkan ada memodifikasi source code program dan hasil modifikasi tidak perlu di open source kan lagi. Jelas hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan.
Sejarah Free Software
Free software sebenarnya sudah ada sejak adanya software. Dulu, pemakai komputer hanyalah kalangan akademik, peneliti dan militer. Pada masa itu, produk komputer yang dijul hanyalah hardware, sementara software merupakan bagian tidak terpisahkan dari hardware. Karena era awal komputer masih sedikit standar teknologi komputer, maka pihak penjual komputer menyertakan juga source codenya. Harapannya simple, jika program error, tidak berjalan atau ingin dimodifikasi, silahkan edit kodenya sendiri. Ini terjadi diera 70-80an.
Seiring dengan makin kompleknya pembuatan software, maka pola jualan hardware ini berubah, saat itu, user hanya mendapat hardware dan binary program, user tidak bisa lagi memodifikasi kode mengingat kode program merupakan aset perusahaan. Di era itu, perusahaan yang spesialias ke software juga semakin banyak, tentunya yang paling populer adalah DOS.
Richard Stalman mempunyai ide free software movement gara gara printer yang dibeli di tempat dia bekerja, tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya, lalu dia meminta source code driver printer tersebut ke perusahaan, namun tidak diberikan. Nah dari sinilah Stalman mulai memulai kampanye free software, Bapak GNU ini ingin software seperti dulu, bebas di distribusikan dan dikembangkan.
Mengingat usahanya tidak terlalu membuahkan hasil, maka stalman punya ambisi membuat Sofware yang bener bener free dari mulai OS, Driver, Library, editor, compiler dan desktop, usaha ini sekarang dibawah naungan FSF (free softwar foundation). Sebagian besar Aplikasi dasar di linux merupakan hasil dari karya Stalman dan teman temannya, termasuk Linus Trovald pencipta Kernel Linux.
Setelah lebih dari 15 tahun kampanye free software digalakan, namun pihak perusahaan besar dan pengembang software masih enggan untuk menjadikan produknya menjadi free software, sampai akhirnya ditahun 1998, Eric S Raymond mencetuskan Gerakan Open Source.Alasan utamanya, Kata “free” dalam free software bermakna ambigu, apakah free disini artinya “gratis” atau free dalam arti “bebas”. Walaupun RMS sudah menjelaskan berkali kali dalam berbagai tulisannya bahwa Free sofware juga bisa dikomersialkan, namun tetap saja Ide itu tidak diterima di perusahaan besar.
Perbedaan Free software dan Open source
1. Setiap produk Free software pasti open source software, tapi tidak sebaliknya
2. Setiap hasil karya turunan dari Free software harus menggunakan Free software , open source tidak mensyaratkan demikian
3. Produk free software bisa dijual dengan source codenya, dan si pembeli boleh melakukan hal yang sama, artinya hal ini merugikan perusahaan, produk open source tidak menyaratkan demikian.
4. Open source menghargai patent sedangkan free software menganggap patent merusakan budaya kebebasan dalam distribusi software
5. Banyak produk open source yang menggunakan konsep dual lisensi. Jika anda ingin membuat aplikasi open source anda boleh mendownload softwarenya tanpa biaya, namun jika anda ingin membuat aplikasi non open source, anda harus membayar lisensinya, hal ini menjadikan open source lisensi lebih flexibel dan bersahabat dengan dunia bisnis.
6. Open source lebih fokus ke metode pengembangan software secara gotong royong dan terbuka, sedangkan free software lebih condong ke gerakan social
0 Komentar